Minggu, 20 Desember 2009

HAWA NAFSU vs TAWAKKAL



Hidup ini harus mikir, tapi jangan dipikirin. Mikir itu ketika merencanakan sesuatu, tapi dipikirin itu masih ragu dengan rencana yang dibuat. Mikir itu sebagai pemantik keyakinan untuk bertawakkal pada Allah, sedangkan dipikirin itu artinya masih belum bisa bertawakkal padaNya.

Mengapa seseorang sulit bertawakkal pada Allah? Tentu saja, sebab masih ada Hawa nafsu yang bersemayam kuat di dalam dirinya.

Mari kita bahas. Secara sederhana, Hawa Nafsu adalah "apapun" perilaku hati, otak, dan jasad kita yang tidak selaras dengan aturan yang sudah ditetapkan Allah SWT.

Hidup adalah pilihan, jika Kita menggunakan Hawa Nafsu, berarti Kita tidak taat kepada Tuhan, dengan demikian jika Kita menggunakan aturan Tuhan, berarti Kita tidak ta'at kepada Hawa Nafsu. Namun demikian, Hawa Nafsu pun ciptaan Tuhan, bagian dari keteraturan Tuhan, yang fungsinya merusak keteraturan Tuhan, agar keteraturan itu tetap tegak dan sejati, baik keteraturan dirusak oleh hawa nafsu ataupun tidak dirusak... hmm..memang tidak mudah ya...

Hidup adalah pilihan. Anda boleh menggunakan Hawa Nafsu jika itu sudah dilegalkan oleh aturan Tuhan. Beberapa contoh hawa nafsu yang dilegalkan adalah bersetubuh setelah dinikahi, makan makanan yang halal, mencari harta yang halal, dan memiliki IMPIAN.

Tentu saja, setiap penuntasan hawa nafsu itu maka Kita harus mengorbankan sesuatu untuk itu, dan setelah itu Kita harus bertawakkal kepada Allah. Tawakkal itu sejatinya tanpa hawa nafsu, hanya berserah penuh kepada Allah SWT.

Apa maksud dari mengorbankan sesuatu untuk itu? ya untuk tuntasnya hawa nafsu, maka ada yang Anda korbankan. Ingin bersetubuh, maka Anda harus menikahi wanita yang mana dengan keinginan itu, Anda harus menyiapkan mahar dan biaya berbagai hal yang menyangkut dengan pernikahan. Lainnya, jika Anda ingin menuntaskan nafsu makan, maka Anda biasanya bekerja dulu mencari uang, yang mana uangnya untuk membeli makanan. Dan jika ingin Menuntaskan nafsu memiliki uang, maka ya itu, Anda harus bekerja untuk mendapatkan uang. Kalau Anda mendapatkan sesuatu tanpa pengorbanan maka bisa jadi namanya HNK, atau Hawa Nafsu Kuadrat. Dengan demikian, setelah itu tugas Kita adalah tetap tawakkal dalam berkorban.

Begitupun berkenaan dengan hawa nafsu memiliki IMPIAN, maka ada hal yang harus Kita korbankan untuk mencapai impian-impian kita. Yang penting impiannya halal dan caranya halal, dan Kita tidak lupa mentawakkalkan impian kita itu kepadaNya bukan malah gelisah bersama impian Kita yang sedang kita kejar tersebut. Bulatkan tekad Anda dalam bermimpi, setelah itu tawakkal saja, biarkan Allah Mengatur segalanya, jangan lagi hawa nafsu bermain dalam tindak tawakkal Anda.

"Kemudian apabila kamu telah berazzam (membulatkan tekad), maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.(Q.S. 3:159)"

Sebab, jika Kita tetap "keukeuh" setelah berazzam, yakni tetap ngotot setelah Kita melepasnya kepadaNya, maka sungguh kerusakan akan hadir dimuka bumi ini, dan itu diawali dari Kita yang merusaknya. Yakni merusak tawakkal dan menukarnya dengan hawa nafsu. Na'udzubillahi minzalik.

"Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan (Al Quran) mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu. (Q.S. 23:71)."

Wallahu alam

Tidak ada komentar: